Membangun kemandirian belajar melalui bahasa pelajaran merupakan hal yang sangat penting dalam proses pendidikan. Bahasa pelajaran adalah salah satu media utama yang digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga kemampuan siswa dalam menggunakan bahasa pelajaran secara efektif akan sangat mempengaruhi kemampuan mereka dalam belajar mandiri.
Menurut Dr. Ratna Megawangi, seorang ahli pendidikan dari Universitas Indonesia, “Bahasa pelajaran tidak hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai alat untuk memahami dan mengekspresikan pemikiran. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk dapat menguasai bahasa pelajaran dengan baik agar dapat belajar secara mandiri.”
Dalam konteks ini, guru memiliki peran yang sangat penting dalam membantu siswa membangun kemandirian belajar melalui bahasa pelajaran. Guru perlu memberikan pengajaran yang mendorong siswa untuk aktif berkomunikasi dan berdiskusi dalam bahasa pelajaran, sehingga mereka dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Dr. Ani Yudhoyono, seorang pendidik dan istri dari mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, menekankan pentingnya pembelajaran yang berbasis pada bahasa pelajaran. Beliau mengatakan, “Bahasa pelajaran adalah jendela dunia bagi siswa. Melalui bahasa pelajaran, siswa dapat memahami berbagai pengetahuan dan informasi yang ada di sekitar mereka.”
Dalam pembelajaran, siswa juga perlu diberikan kesempatan untuk belajar secara mandiri melalui bahasa pelajaran. Hal ini dapat dilakukan melalui pemberian tugas-tugas mandiri yang mendorong siswa untuk mencari informasi, menganalisis, dan menyimpulkan hasil belajar mereka sendiri.
Secara keseluruhan, membangun kemandirian belajar melalui bahasa pelajaran merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan menguasai bahasa pelajaran dengan baik, siswa dapat belajar secara mandiri, kritis, dan analitis, sehingga mampu bersaing dalam era globalisasi saat ini.